Pernah salah seorang kohai bertanya, mengapa seragam karate berwarna putih?, apakah boleh saya berganti warna?. Jika ada seorang pelatih Karate pernah mendapatkan pertanyaan yang sama, apakah jawaban anda?. Setelah mendengar pertanyaan tersebut, jawaban tidak langsung diberikan karena khawatir jawaban tidak memiliki landasan yang tepat. Sehingga butuh waktu untuk menjawabnya.
Namun setelah mencari jawaban dari beberapa literatur, ada
beberapa jawaban yang sedikit membantu para Pelatih Karate untuk menjawab
pertanyaan tersebut.
Pertama, Putih menurut wikipedia dalam filosofi warna
bermakna untuk negara-negara di wilayah Barat, disandingkan dengan makna suci, dingin
dan sejuk karena di negara Barat terdapat salju. Sedangkan di negara-negara
Timur, seringkali dimaknai dengan kematian yang terkesan menakutkan karena
diibaratkan sebagai kain kafan. Walaupun sebenarnya putih secara teoritis bukan
termasuk warna.
Kedua, warna putih pada seragam karate sudah menjadi tradisi
dari sejak munculnya Karate di Jepang, berkat dari hasil pemikiran mendalam
para pelopor Karate di negara tersebut. Sehingga saat melihat kumpulan orang
berpakaian putih memakai sabuk (obi) dan melakukan gerakan beladiri, orang yang
melihat dapat menebaknya karena sudah menjadi ciri khas Karate-Do. Meskipun saat
ini sebagian kelompok atau praktisi karate menggunakan warna selain putih saat
berlatih.
Ketiga, warna putih bermakna kehormatan, keadilan dalam
menghadapi lawan, atas dasar kesucian hati serta sumpah terhadap Tuhan. Berlatih
dengan mengenakan seragam putih melambangkan kesucian hati dan bersih. Warna
putih dianggap “tidak ada warna” atau “tidak berbentuk”. Bentuk dasar seorang
karateka yaitu kosong seperti arti Karate sebagai seni beladiri tangan kosong. Hal
ini selaras dengan sifat dasar Karate atau Karate-Do yang memiliki konteks budo
bermakna tidak punya senjata, tidak menyerang orang lain, tidak curang, dan
tidak menyembunyikan apa-apa.
Selanjutnya, bagaimana jika ada kelompok atau praktisi
karate yang menggunakan selain warna putih saat berlatih?. Yang pertama kali dilakukan adalah berbaik sangka, tidak ada
penilaian negatif terhadap kelompok tersebut. Karena seorang karateka wajib
memiliki etika dalam bergaul, tidak perlu berlebihan untuk mengkritik karena
berbeda warna atau tidak berseragam putih. Namun, pondasi dan ciri khas dalam
karate-do wajib untuk dipertahankan karena hal tersebut sebagai salah satu
upaya penghargaan kepada para pelopor Karate-Do sebagai hasil karya manusia
yang sangat besar. Bayangkan saja jika dari masing-masing kohai memiliki
inovasi warna seragam dan berlatih bersama dan menampakkan warna pelangi
(merah, kuning, hijau, biru, coklat dan lain sebagainya), tampilan yang dinilai
orang lain yang melihat berbeda makna. Sangkaan yang muncul dari benak orang
yang melihat, kelompok yang berlatih dengan warna pelangi, apakah karate-Do
atau segerombolan anak-anak LGBT ?.
Sumber :
Wikipedia.org
Horyu Matsuzaki, 2006. Perjuangan Hidup : Hakikat Kushin Ryu Karate-Do. Primamedia Pustaka. Anggota IKAPI. Jakarta
Sumber :
Wikipedia.org
Horyu Matsuzaki, 2006. Perjuangan Hidup : Hakikat Kushin Ryu Karate-Do. Primamedia Pustaka. Anggota IKAPI. Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar