Jumat, 04 November 2016

SERAGAM KARATE BERWARNA PUTIH




Pernah salah seorang kohai bertanya, mengapa seragam karate berwarna putih?, apakah boleh saya berganti warna?. Jika ada seorang pelatih Karate pernah mendapatkan pertanyaan yang sama, apakah jawaban anda?. Setelah mendengar pertanyaan tersebut, jawaban tidak langsung diberikan karena khawatir jawaban tidak memiliki landasan yang tepat. Sehingga butuh waktu untuk menjawabnya.

Namun setelah mencari jawaban dari beberapa literatur, ada beberapa jawaban yang sedikit membantu para Pelatih Karate untuk menjawab pertanyaan tersebut.

        Pertama, Putih menurut wikipedia dalam filosofi warna bermakna untuk negara-negara di wilayah Barat, disandingkan dengan makna suci, dingin dan sejuk karena di negara Barat terdapat salju. Sedangkan di negara-negara Timur, seringkali dimaknai dengan kematian yang terkesan menakutkan karena diibaratkan sebagai kain kafan. Walaupun sebenarnya putih secara teoritis bukan termasuk warna.

          Kedua, warna putih pada seragam karate sudah menjadi tradisi dari sejak munculnya Karate di Jepang, berkat dari hasil pemikiran mendalam para pelopor Karate di negara tersebut. Sehingga saat melihat kumpulan orang berpakaian putih memakai sabuk (obi) dan melakukan gerakan beladiri, orang yang melihat dapat menebaknya karena sudah menjadi ciri khas Karate-Do. Meskipun saat ini sebagian kelompok atau praktisi karate menggunakan warna selain putih saat berlatih.

           Ketiga, warna putih bermakna kehormatan, keadilan dalam menghadapi lawan, atas dasar kesucian hati serta sumpah terhadap Tuhan. Berlatih dengan mengenakan seragam putih melambangkan kesucian hati dan bersih. Warna putih dianggap “tidak ada warna” atau “tidak berbentuk”. Bentuk dasar seorang karateka yaitu kosong seperti arti Karate sebagai seni beladiri tangan kosong. Hal ini selaras dengan sifat dasar Karate atau Karate-Do yang memiliki konteks budo bermakna tidak punya senjata, tidak menyerang orang lain, tidak curang, dan tidak menyembunyikan apa-apa.

           Selanjutnya, bagaimana jika ada kelompok atau praktisi karate yang menggunakan selain warna putih saat berlatih?. Yang pertama kali dilakukan adalah berbaik sangka, tidak ada penilaian negatif terhadap kelompok tersebut. Karena seorang karateka wajib memiliki etika dalam bergaul, tidak perlu berlebihan untuk mengkritik karena berbeda warna atau tidak berseragam putih. Namun, pondasi dan ciri khas dalam karate-do wajib untuk dipertahankan karena hal tersebut sebagai salah satu upaya penghargaan kepada para pelopor Karate-Do sebagai hasil karya manusia yang sangat besar. Bayangkan saja jika dari masing-masing kohai memiliki inovasi warna seragam dan berlatih bersama dan menampakkan warna pelangi (merah, kuning, hijau, biru, coklat dan lain sebagainya), tampilan yang dinilai orang lain yang melihat berbeda makna. Sangkaan yang muncul dari benak orang yang melihat, kelompok yang berlatih dengan warna pelangi, apakah karate-Do atau segerombolan anak-anak LGBT ?.

Sumber : 
Wikipedia.org
Horyu Matsuzaki, 2006. Perjuangan Hidup : Hakikat Kushin Ryu Karate-Do. Primamedia Pustaka. Anggota IKAPI. Jakarta  

0 komentar:

Posting Komentar